Dibalik Enies Lobby

13.26 Rahasanica Nariswari P 1 Comments

Beberapa kali di tengah kepenatan mengerjakan skripsi, saya menghibur diri dengan menonton serial kartun One Piece. Sebenarnya selingan semacam ini jarang sekali dilakukan, tapi nampaknya serial yang kartun yang menjadi tontonan adik saya selama sebulan terakhir membuat semacam gethok tular.

Tenang.. saya tidak akan menceritakan secara detail film kartun yang baru saya tonton ini. Alasan dibalik penulisan ini, adalah kisahnya yang mengingatkan saya pada sesuatu—yang lebih menarik dan nyata.

Episode yang saya tonton dan mengganjal untuk akhirnya saya tuangkan dalam tulisan ini adalah episode Enies Lobby. Dalam episode ini diceritakan penangkapan buronan, yaitu Nico Robin, yang berhasil melarikan diri dari pemusnahan Pulau tempat ia berasal. Dalam ceritanya, pulau tersebut dimusnahkan karena adanya perpustakaan besar—selain sebagai tempat meneliti tentang senjata pemusnah massal—utamanya dikarenakan pada pengembangan pengetahuan akan sebuah kebenaran. Pengetahuan itu dinilai akan membahayakan kondisi pemerintahan dunia sekarang.

Sesuatu yang dirasa lebih menarik adalah ketika saya justru teringat akan kisah kejayaan Islam masa lampau yang alur kisahnya mirip dengan kisah pulau Ohar, Pulau dimana Robin berasal. Selain itu, kisah perlawanan Luffy dan kawan-kawan melawan pemerintah dunia saya rasa juga mirip dengan kisah perlawanan umat Islam kini pada pemerintahan yang 'menguasai' dunia. Kemiripan kisah ini membuat saya tergelitik untuk mencari lebih detail dan menuliskan kembali, apa yang saya ketahui mengenai sejarah peradaban Islam.

Intermezzo: Dulu semasa kecil, saya tidak begitu tertarik pada serial One Piece, hanya menontonnya sesekali ketika serial kartun lain saya anggap kurang menarik. Mengapa? Saya hanya tidak habis pikir, bagaimana tindakan menjadi bajak laut dijadikan sebagai film kartun anak, apa kita diminta untuk menjadi seorang pemberontak?—sebelum saya mengetahui bahwa yang bersikap zalim di kartun tersebut justru bukan bajak launya, melainkan pemerintahan yang (coba menguasai) dunia—terlebih lagi, pakaian yang dikenakan pun kurang sopan.

***
Pada abad kejayaan Islam, yang katanya abad kegelapan dunia, barat lebih tepatnya, perkembangan ilmu pengetahuan Islam begitu pesat. Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim berkarya. Islam memandang pentingnya peran perpustakaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Turunnya wahyu Alquran yang merupakan firman Allah, serta adanya hadist yang besumber dari perkataan Nabi Muhammad SAW mendorong penguasa untuk mendirikan perpustakaan.

Perpustakaan yang berdiri pertama kali untuk publik adalah Baitul Hikmah. Perpustakaan itu bukan saja berfungsi sebagai tempat penyumpanan buku, tetapi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa Harun al-Rasyid intitusi perpustkaan bernama Khizanah al Hikmah berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian. (http://lib.umpo.ac.id/index.php/baca/konten/221/sejarah-perpustakaan-islam).

Baghdad, kota ini sebelumnya merupakan daerah kecil dan sempit. Khalifah Al-Mansur lalu mengubahnya dengan mendatangkan para insinyur, arsitek, dan pakar ilmu ukur menjadi kota yang memiliki perpustakaan terbesar di dunia, Iskandariyah. Menelan biaya 4,8 juta dirham dan 100.000 pekerja, Baghdad membangun dirinya menjadi kota sentral yang penuh dengan nuansa kemajuan teknologi.

Peradaban ini pun menjadi yang terdepan dalam melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar yang kontribusi nya luar biasa bagi ilmu pengetahuan. Sebut saja Al Khwarizmi, ahli matematika, astronomi, dan geografi, yang merupakan sang penemu aljabar. Ibnu Sina sang Bapak Kedokteran. Al Biruni dkk ahli astronomi yang mencetuskan sistem heliosentris. Jabir Ibn Hayyan sang ahli kimia yang menemukan proses distilasi dan kristalisasi. Ibnu Al haytsam, seorang fisakawan di bidang optika yang menemukan teori bahwa proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot mata seperti keyakinan pada zaman Aristoteles. Dan masih banyak ilmuwan-ilmuwan muslim lainnya dengan segudang penemuannya. (http://hati.unit.itb.ac.id/2012/09/27/intelektual-dalam-peradaban-islam/)

Hingga pada 1258, adalah sebuah invasi, pengepungan, dan penghancuran kota Baghdad—tempat perpustakaan besar Islam berada dan ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah ketika itu dan ibu kota Irak modern—oleh  pasukan Ilkhanate Mongol bersama pasukan sekutu-sekutu mereka di bawah pimpinan Hulagu Khan. Jika Kalifah Abbasiyah hanya menolak menyerah dan mengirimkan pasukan, Khagan menyuruh saudaranya, Hulagu, untuk menghancurkannya. Kota itu dihancurkan dan dibakar. Bahkan perpustakaan-perpustakaan di Baghdad, termasuk Bait al-Hikmah, tidak luput dari serangan pasukanIlkhanate, yang menghancurkan perpustakaan-perpustakaan dan membuang buku-bukunya yang berharga ke sungai Tigris.*

Mongke Khan memerintahkan saudaranya untuk mengampuni Khalifah jika dia menyerah kepada kekausaan Khanate Mongol. Ketika mendekati Baghdad, Hulagu menuntut supaya kota itu menyerah; sang khalifah, Al-Musta'sim, menolak. Dalam banyak sumber, Al-Musta'sim sebenarya tidak bersiap untuk diserang. Dia hanya tidak mau menyerahkan kota Baghdad kepada "orang barbar kafir" (Mongol) dan dia percaya bahwa jikapun dia menyerah, pasukan Mongol itu akan tetap membantai penduduk kota. Begitu mendengar penolakan kahlidfah, Hulagu sangat marah dan bersumpah bahwa kota itu akan dihancurkan .* *(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengepungan_Baghdad_(1258)

Saya sangat terperanjat ketika mengetahui secara detail bahwa cerita keren One Piece episode Enies Lobby edisi Penyerangan Pulau Ohara sangat mirip dengan cerita Penyerangan Baghdad di tahun 1258. Dimana di Pulau Ohara terdapat perpustakaan yang merupakan pusat pengembangan ilmu pengetahuan kala itu. Kemudian Pulau tersebut diserang tanpa penguasanya siap akan penyerangannya tersebut. Penguasa pulau Ohara pun menolak untuk menyerah, hingga akhirnya pulau tersebut dibakar.

***

Hubungan Islam dengan Barat pada hari ini senantiasa identik dengan hubungan benturan (‘alâqah ash-shirâ’) dan permusuhan. Barat senantiasa membangun dan menyebarkan opini negatif terhadap Islam. Menurut mereka, Islam merupakan ancaman terhadap peradaban umat manusia. Di sisi lain, Barat sering kali membanggakan kemajuan peradaban mereka dan mengklaim bahwa hal itu merupakan warisan dari kemajuan peradaban Yunani-Romawi semata.

Hal yang tersebut diatas saya ingat ketika episode Enies Lobby mengisahkan, pemerintah dunia saat itu berusaha membuat opini negative serta memerangi bagi siapa saja yang berusaha mengungkapan peristiwa pada abad kekosongan. Abad dimana terjadi pemutarbalikkan fakta antara yang benar dengan yang salah. Abad yang kemudian mengiringi kebangkitan pemerintahan (yang mencoba menguasai) dunia kemudian.

The Dark Age menurut Eropa sesungguhnya merupakan masa kejayaan Islam. Ketika di Cordova, aktivitas ilmiah mulai berkembang pesat sejak masa pemerintahan Abdurrahman II (822-852 M). Ia mendirikan universitas, memperluas dan memperindah masjid (Abdul Karim, 2007: 239). Cordova kemudian menjadi sangat maju dan tampil sebagai pusat peradaban yang menyinari Eropa. Pada waktu itu, Eropa masih tenggelam pada keterbelakangan dan kegelapan Abad Pertengahan. Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil (1998: 321) menukil perkataan seorang penulis Amerika yang menggambarkan keadaan Eropa pada masa itu,  “Jika matahari telah terbenam, seluruh kota besar Eropa terlihat gelap gulita. Di sisi lain, Cordova terang benderang disinari lampu-lampu umum. Eropa sangat kumuh, sementara di kota Cordova telah dibangun seribu WC umum. Eropa sangat kotor, sementara penduduk Cordova sangat concern dengan kebersihan. Eropa tenggelam dalam lumpur, sementara jalan-jalan Cordova telah mulus. Atap istana-istana Eropa sudah pada bocor, sementara istana-istana Cordova dihiasi dengan perhiasan yang mewah. Para tokoh Eropa tidak bisa menulis namanya sendiri, sementara anak-anak Cordova sudah mulai masuk sekolah.”**

Salah satunya melalui Perang Salib, kaum Kristen ke dalam kontak langsung dengan orang-orang Muslim di tanah Islam itu sendiri. Orang-orang Kristen mendapati bahwa di Levant banyak hal baru bagi mereka dan teknik-teknik yang tidak dikenal di Barat. Oleh karena itu ketika terjadi gencatan senjata, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari teknik-teknik baru di bidang pertanian, industri dan kerajinan, serta melakukan hubungan perdagangan dengan orang-orang Muslim (Bammate, 2000: 44-45). Akhirnya pada abad XV muncullah gerakan di Eropa yang dinamakan renaissance. Renaissance disebut juga Abad Kebangkitan karena ia adalah awal kebangkitan manusia Eropa yang ingin bebas dan tidak lagi terbelenggu sebagai kehendak untuk merealisasikan hakikat manusia sendiri. Renaissance merupakan gerakan yang menaruh minat untuk mempelajari dan memahami kembali peradaban dan kebudayaan Yunani dan Romawi kuno (Suhamihardja, 2002: 3).**
**(https://saripedia.wordpress.com/tag/dark-age/)

Pada saat Eropa mulai bangkit, Islam justru mengalami kemunduran danm keterbelakangan. Setelah Eropa kuat karena mengambil ilmu dan peradaban dari Islam, mulailah Eropa memberantas umat Islam dan merampas kekayaannya, serta melakukan penjajahan keseluruh dunia. Jadi, renaissance yang telah membangkitkan Eropa dari keterbelakangannya itu membawa dampak luar biasa, tidak hanya bagi masyarakat Eropa, namun juga bagi Dunia Islam. Dampak yang dirasakan bagi Eropa justru berkebalikkan dengan dampak yang diterima bagi dunia Islam.

Selain penjajahan negeri-negeri umat Islam, dampak negatif renaissance terhadap Dunia Islam tersebut dikemukakan oleh Abul Hasan Ali An-Nadawi yaitu dunia Islam dipaksa keadaan untuk tunduk pada pola ajaran materialistis mengalami kemunduran ilmiah sehingga system kehidupan yang dijalankan saat ini mau tidak mau harus sesuai dengan pola ajaran Barat.
Saat ini yang sering dituduhkan penjahat—atau Bahasa kekiniannya teroris—adalah umat Islam. Padahal jika ditelusuri, tuduhan-tuduhan tersebut merupakan hasil konspirasi dalam menutupi kejahatan-kejahatan yang saat ini terjadi.

***

Kisah-kisah Islam sejatinya memang lebih memukau, dan lebih mnginspirasi—terlepas darimana penulis kartun One Piece itu terinspirasi. Yang jelas, selain menonton kartun, kita harus lebih bersemangat mentadaburri sirah-sirah Islam. Hehe
Semoga kita senantiasa dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi :)


wallahu a'lam bishawab

1 komentar: