Membersamai Pendakian, Prau 2014
Jika ingin melihat lembah, mari mendaki ke puncak gunung
Jika ingin melihat puncak gunung, mari terbang ke awan
Jika ingin memahami awan,pejamkan mata dan renungkan
(Kahlil Gibran)
Jika ingin melihat puncak gunung, mari terbang ke awan
Jika ingin memahami awan,pejamkan mata dan renungkan
(Kahlil Gibran)
sumber: piknikasik.com
Gunung Prau (Mt. Prau) terletak
dalam kawasan dataran tinggi dieng yang merupakan tapal batas kabupaten
Wonosobo, kabupaten Kendal, dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dengan
ketinggian Gunung mencapai 2565 mdpl, gunung ini merupakan salah satu destinasi
pendakian favorit yang menyuguhkan panorama perbukitan yang indah.
Pendakian ini sebenarnya sudah
cukup lama, yaitu pada tanggal 29-30 Maret 2014. But I still remember How really excited I am. Saat itu saya
masih berkuliah di Universitas Dipnegoro Semarang, sehingga untuk menuju ke
lokasi kawasan Gunung Prau tidak terlampau jauh. Gunung ini dipilih pertama,
memang karena lokasinya yang masih berada di Jawa Tengah, kedua Gunungnya tidak
terlalu tinggi untuk pendaki pemula, dan pemandangannya yang sangat indah.
Meskipun saat itu Gunung Prau belum nge-hits,
tetapi sudah cukup ramai orang-orang yang melakukan pendakian.
Kenapa memilih mendaki gunung? Udaranya
masih segar, Menempuhnya butuh perjuangan (sekalian olahraga kan..). Dari sini kita
dapat belajar, perjuangan bukanlah sebuah cobaan. Bukankah perjuangan adalah salah satu bentuk nikmat yang dikaruniakan
Allah? Karena segala hal yang diraih dengan perantara perjuangan nyatanya
melipatgandakan kenikmatan yang kelak kita rasakan. Seperti kenampakan alam
yang lain, Gunung juga merupakan salah satu sarana kita bertafakur atas
kebesaran pencitanya, Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Lanjut mengenai pendakian Gunung
Prau, aku bersama delapan orang lainnya berangkat menggunakan motor sekitar
pukul 10.30 pagi. A tribute to my friend,
atas perjuangannya mengendarai motor selama perjalanan ini. Bisa sih nyetir
motor, tapi belum pernah aku berkendara sejauh hingga ke Dieng. Jadi karena ragu,
dan ia pun ragu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya ia
lah yang mengendarai motornya. Dengan beberapa kali istirahat mengingat
beberapa diantara kami adalah perempuan, estimasi perjalanan yang tadinya hanya
4 jam menjadi sekitar 5-6 jam jam, fyuh.
Setiba di kawasan dieng, kabut
sudah sangat tebal meski jam baru menunjukkan pukul 4.30 sore . Jarak pandang
hanya berkisar 5-7 meter, sementara jalan sangat terjal dan berliku, motor
hanya melaju dengan pelan. Untuk yang mau mendaki, sebaiknya maksimal sudah tiba
di basecamp pada pukul 4 sore. Setelah,
istirahat-sholat-makan, sekitar pukul 7.30 kami berangkat mendaki. Tidak lama, perut
terasa mual. Mungkin karena aku termasuk orang yang tipikal gampang masuk angin, jadi saat perut
kosong selama perjalanan, sebelum pulih sudah masuk makanan duluan. Akhirnya,
muntah tak dapat terelakan. Teman-teman panik, khawatir saya tidak mampu
melanjutkan perjalanan. Tetapi, justru setelah saya muntah itu, saya merasa
tubuh saya dalam keadaan lebih fit daripada sebelumnya. Maka sebaiknya makanlah terlebih dahulu sebelum melakukan
perjalanan panjang. Jika merasa perut tidak enak, istirahatlah sebentar, agar
segera pulih dan dapat melanjutkan perjalanan kembali.
Beberapa lama sebelum tiba di
puncak, langit sempat gerimis. Hal itu meningkatkan suhu luar tubuh dan
menjadikan jalur pendakian semakin licin sehingga kami harus lebih
berhati-hati. Setibanya diatas, keadaan sudah sangat ramai. Telah banyak tenda
ditegakkan, sampai-sampai sulit medapat lahan untuk memperoleh view sunrise
yang ciamik. Waktu tempuh hingga ke
puncak berkisar 3-3,5 jam, untuk yang sudah terbiasa mendaki gunung saya rasa
akan lebih cepat lagi. Sebagai pendaki pemula, beberapa diantara kami sudah
langsung beristirahat menuju tenda mengingat suhu sudah terlalu dingin dan
badan sudah sangat lelah.
Taraaaaa…. Morning! alhamdulillaah~
Prau, 30 Maret 2014
Meskipun sebagian tertutup kabut
sisa mendung semalam, tapi jangan kecewa. Istimewanya di Gunung Prau ini ada bukit teletubies yang dapat kita nikmati. Niatkan dari awal, bahwa pendakian ini adalah sarana bertafakur atas penciptaan-Nya, jadi walaupun tak ada teknologi kamera canggih, gambar yang cetar menghiasi social media, kebahagiaan selama pendakian akan tetap diraih. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, sementara raga berhasil tiba di puncak dan teman membersamai perjuangan?
Bukit Savana, Gunung Prau, 30 Maret 2014
Nb: Foto diambil menggunakan
kamera 360 teman saya, jadi jangan heran ya kalau tingkat kecerahannya over. Xixi..
Satu lagi yang istimewa dengan
Gunung Prau, hamparan pemandangan turun Gunungnya euy.. Masya Allah.. comeeelnyee~ kalau kata upin-ipin. Green everywhere! pemandangan langka
di kota kelahiran saya, Jakarta. Perjalanan turun Gunung dimulai sekitar pukul
10 pagi. Perjalanan turun gunung membutuhkan waktu yang relative lebih singkat,
hanya 2,5 jam, sudah termasuk waktu berhenti untuk foto-foto. Hehe...
Salam dari Lereng Prau, 30 Maret 2014
"Mendakilah, karena dengannya engkau semakin menyadari betapa luas luas kasih sayang-Nya dan betapa kerdilnya manusia"
0 komentar: