Membersamai Pendakian, Prau 2014

01.15 Rahasanica Nariswari P 0 Comments

Jika ingin melihat lembah, mari mendaki ke puncak gunung
Jika ingin melihat puncak gunung, mari terbang ke awan
Jika ingin memahami awan,pejamkan mata dan renungkan

(Kahlil Gibran)

sumber: piknikasik.com

Gunung Prau (Mt. Prau) terletak dalam kawasan dataran tinggi dieng yang merupakan tapal batas kabupaten Wonosobo, kabupaten Kendal, dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dengan ketinggian Gunung mencapai 2565 mdpl, gunung ini merupakan salah satu destinasi pendakian favorit yang menyuguhkan panorama perbukitan yang indah.

Pendakian ini sebenarnya sudah cukup lama, yaitu pada tanggal 29-30 Maret 2014. But I still remember How really excited I am. Saat itu saya masih berkuliah di Universitas Dipnegoro Semarang, sehingga untuk menuju ke lokasi kawasan Gunung Prau tidak terlampau jauh. Gunung ini dipilih pertama, memang karena lokasinya yang masih berada di Jawa Tengah, kedua Gunungnya tidak terlalu tinggi untuk pendaki pemula, dan pemandangannya yang sangat indah. Meskipun saat itu Gunung Prau belum nge-hits, tetapi sudah cukup ramai orang-orang yang melakukan pendakian.

Kenapa memilih mendaki gunung? Udaranya masih segar, Menempuhnya butuh perjuangan (sekalian olahraga kan..). Dari sini kita dapat belajar, perjuangan bukanlah sebuah cobaan. Bukankah perjuangan adalah salah satu bentuk nikmat yang dikaruniakan Allah? Karena segala hal yang diraih dengan perantara perjuangan nyatanya melipatgandakan kenikmatan yang kelak kita rasakan. Seperti kenampakan alam yang lain, Gunung juga merupakan salah satu sarana kita bertafakur atas kebesaran pencitanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lanjut mengenai pendakian Gunung Prau, aku bersama delapan orang lainnya berangkat menggunakan motor sekitar pukul 10.30 pagi. A tribute to my friend, atas perjuangannya mengendarai motor selama perjalanan ini. Bisa sih nyetir motor, tapi belum pernah aku berkendara sejauh hingga ke Dieng. Jadi karena ragu, dan ia pun ragu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya ia lah yang mengendarai motornya. Dengan beberapa kali istirahat mengingat beberapa diantara kami adalah perempuan, estimasi perjalanan yang tadinya hanya 4 jam menjadi sekitar 5-6 jam jam, fyuh.

Setiba di kawasan dieng, kabut sudah sangat tebal meski jam baru menunjukkan pukul 4.30 sore . Jarak pandang hanya berkisar 5-7 meter, sementara jalan sangat terjal dan berliku, motor hanya melaju dengan pelan. Untuk yang mau mendaki, sebaiknya maksimal sudah tiba di basecamp pada pukul 4 sore. Setelah, istirahat-sholat-makan, sekitar pukul 7.30 kami berangkat mendaki. Tidak lama, perut terasa mual. Mungkin karena aku termasuk orang yang tipikal gampang masuk angin, jadi saat perut kosong selama perjalanan, sebelum pulih sudah masuk makanan duluan. Akhirnya, muntah tak dapat terelakan. Teman-teman panik, khawatir saya tidak mampu melanjutkan perjalanan. Tetapi, justru setelah saya muntah itu, saya merasa tubuh saya dalam keadaan lebih fit daripada sebelumnya. Maka sebaiknya makanlah terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan panjang. Jika merasa perut tidak enak, istirahatlah sebentar, agar segera pulih dan dapat melanjutkan perjalanan kembali.

Beberapa lama sebelum tiba di puncak, langit sempat gerimis. Hal itu meningkatkan suhu luar tubuh dan menjadikan jalur pendakian semakin licin sehingga kami harus lebih berhati-hati. Setibanya diatas, keadaan sudah sangat ramai. Telah banyak tenda ditegakkan, sampai-sampai sulit medapat lahan untuk memperoleh view sunrise yang ciamik. Waktu tempuh hingga ke puncak berkisar 3-3,5 jam, untuk yang sudah terbiasa mendaki gunung saya rasa akan lebih cepat lagi. Sebagai pendaki pemula, beberapa diantara kami sudah langsung beristirahat menuju tenda mengingat suhu sudah terlalu dingin dan badan sudah sangat lelah.
Taraaaaa…. Morning! alhamdulillaah~

 Prau, 30 Maret 2014

Meskipun sebagian tertutup kabut sisa mendung semalam, tapi jangan kecewa. Istimewanya di Gunung Prau ini ada bukit teletubies yang dapat kita nikmati. Niatkan dari awal, bahwa pendakian ini adalah sarana bertafakur atas penciptaan-Nya, jadi walaupun tak ada teknologi kamera canggih, gambar yang cetar menghiasi social media, kebahagiaan selama pendakian akan tetap diraih. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, sementara raga berhasil tiba di puncak dan teman membersamai perjuangan?

Bukit Savana, Gunung Prau, 30 Maret 2014

Nb: Foto diambil menggunakan kamera 360 teman saya, jadi jangan heran ya kalau tingkat kecerahannya over. Xixi..

Satu lagi yang istimewa dengan Gunung Prau, hamparan pemandangan turun Gunungnya euy.. Masya Allah.. comeeelnyee~ kalau kata upin-ipin. Green everywhere! pemandangan langka di kota kelahiran saya, Jakarta. Perjalanan turun Gunung dimulai sekitar pukul 10 pagi. Perjalanan turun gunung membutuhkan waktu yang relative lebih singkat, hanya 2,5 jam, sudah termasuk waktu berhenti untuk foto-foto. Hehe...

Salam dari Lereng Prau, 30 Maret 2014

"Mendakilah, karena dengannya engkau semakin  menyadari betapa luas luas kasih sayang-Nya dan betapa kerdilnya manusia"

You Might Also Like

0 komentar: