Dibalik Enies Lobby
Beberapa
kali di tengah kepenatan mengerjakan skripsi, saya menghibur diri dengan
menonton serial kartun One Piece.
Sebenarnya selingan semacam ini jarang sekali dilakukan, tapi nampaknya serial yang
kartun yang menjadi tontonan adik saya selama sebulan terakhir membuat semacam gethok tular.
Tenang..
saya tidak akan menceritakan secara detail film kartun yang baru saya tonton
ini. Alasan dibalik penulisan ini, adalah kisahnya yang mengingatkan saya pada
sesuatu—yang lebih menarik dan nyata.
Episode
yang saya tonton dan mengganjal untuk akhirnya saya tuangkan dalam tulisan ini
adalah episode Enies Lobby. Dalam
episode ini diceritakan penangkapan buronan, yaitu Nico Robin, yang berhasil melarikan diri dari pemusnahan Pulau
tempat ia berasal. Dalam ceritanya, pulau tersebut dimusnahkan karena adanya
perpustakaan besar—selain sebagai tempat meneliti tentang senjata pemusnah
massal—utamanya dikarenakan pada pengembangan pengetahuan akan sebuah kebenaran.
Pengetahuan itu dinilai akan membahayakan kondisi pemerintahan dunia sekarang.
Sesuatu
yang dirasa lebih menarik adalah ketika saya justru teringat akan kisah kejayaan
Islam masa lampau yang alur kisahnya mirip dengan kisah pulau Ohar, Pulau dimana
Robin berasal. Selain itu, kisah perlawanan Luffy dan kawan-kawan melawan
pemerintah dunia saya rasa juga mirip dengan kisah perlawanan umat Islam kini
pada pemerintahan yang 'menguasai'
dunia. Kemiripan kisah ini membuat saya tergelitik untuk mencari lebih detail dan
menuliskan kembali, apa yang saya ketahui mengenai sejarah peradaban Islam.
Intermezzo:
Dulu semasa kecil, saya tidak begitu tertarik pada serial One Piece, hanya menontonnya sesekali ketika serial kartun lain
saya anggap kurang menarik. Mengapa? Saya hanya tidak habis pikir, bagaimana
tindakan menjadi bajak laut dijadikan sebagai film kartun anak, apa kita
diminta untuk menjadi seorang pemberontak?—sebelum saya mengetahui bahwa yang
bersikap zalim di kartun tersebut justru bukan bajak launya, melainkan
pemerintahan yang (coba menguasai) dunia—terlebih lagi, pakaian yang dikenakan pun
kurang sopan.
***
Pada
abad kejayaan Islam, yang katanya abad kegelapan dunia, barat lebih tepatnya,
perkembangan ilmu pengetahuan Islam begitu pesat. Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim
berkarya. Islam memandang pentingnya peran perpustakaan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan. Turunnya wahyu Alquran yang merupakan firman Allah, serta
adanya hadist yang besumber dari perkataan Nabi Muhammad SAW mendorong penguasa untuk mendirikan perpustakaan.
Perpustakaan yang berdiri pertama kali untuk publik adalah
Baitul Hikmah. Perpustakaan itu bukan saja berfungsi sebagai tempat
penyumpanan buku, tetapi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa
Harun al-Rasyid intitusi perpustkaan bernama Khizanah al Hikmah berfungsi
sebagai perpustakaan dan pusat penelitian. (http://lib.umpo.ac.id/index.php/baca/konten/221/sejarah-perpustakaan-islam).
Baghdad, kota ini sebelumnya merupakan daerah kecil dan
sempit. Khalifah Al-Mansur lalu mengubahnya dengan mendatangkan para insinyur,
arsitek, dan pakar ilmu ukur menjadi kota yang memiliki perpustakaan terbesar
di dunia, Iskandariyah. Menelan biaya 4,8 juta dirham dan 100.000 pekerja,
Baghdad membangun dirinya menjadi kota sentral yang penuh dengan nuansa
kemajuan teknologi.
Peradaban ini pun menjadi yang terdepan dalam melahirkan
ilmuwan-ilmuwan besar yang kontribusi nya luar biasa bagi ilmu pengetahuan.
Sebut saja Al Khwarizmi, ahli matematika, astronomi, dan geografi, yang
merupakan sang penemu aljabar. Ibnu Sina sang Bapak Kedokteran. Al Biruni dkk
ahli astronomi yang mencetuskan sistem heliosentris. Jabir Ibn Hayyan sang ahli
kimia yang menemukan proses distilasi dan kristalisasi. Ibnu Al haytsam,
seorang fisakawan di bidang optika yang menemukan teori bahwa proses melihat
adalah jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot mata seperti keyakinan pada
zaman Aristoteles. Dan masih banyak ilmuwan-ilmuwan muslim lainnya dengan segudang penemuannya. (http://hati.unit.itb.ac.id/2012/09/27/intelektual-dalam-peradaban-islam/)
Hingga pada 1258, adalah sebuah invasi, pengepungan, dan
penghancuran kota Baghdad—tempat
perpustakaan besar Islam berada dan ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah ketika
itu dan ibu kota Irak modern—oleh
pasukan Ilkhanate Mongol bersama
pasukan sekutu-sekutu mereka di bawah pimpinan Hulagu Khan.
Jika Kalifah Abbasiyah hanya menolak menyerah
dan mengirimkan pasukan, Khagan menyuruh saudaranya, Hulagu, untuk
menghancurkannya. Kota itu dihancurkan dan dibakar. Bahkan
perpustakaan-perpustakaan di Baghdad, termasuk Bait
al-Hikmah, tidak luput dari serangan pasukanIlkhanate, yang
menghancurkan perpustakaan-perpustakaan dan membuang buku-bukunya yang berharga
ke sungai Tigris.*
Mongke Khan memerintahkan saudaranya untuk mengampuni
Khalifah jika dia menyerah kepada kekausaan Khanate Mongol. Ketika mendekati
Baghdad, Hulagu menuntut supaya kota itu menyerah; sang khalifah, Al-Musta'sim,
menolak. Dalam banyak sumber, Al-Musta'sim sebenarya tidak bersiap untuk
diserang. Dia hanya tidak mau menyerahkan kota Baghdad kepada
"orang barbar kafir" (Mongol) dan dia percaya bahwa jikapun dia
menyerah, pasukan Mongol itu akan tetap membantai penduduk kota. Begitu
mendengar penolakan kahlidfah, Hulagu sangat marah dan bersumpah bahwa kota itu
akan dihancurkan .* *(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengepungan_Baghdad_(1258)
Saya
sangat terperanjat ketika mengetahui secara detail bahwa cerita keren One Piece episode Enies Lobby edisi
Penyerangan Pulau Ohara sangat mirip dengan cerita Penyerangan Baghdad di tahun
1258. Dimana di Pulau Ohara terdapat perpustakaan yang merupakan pusat
pengembangan ilmu pengetahuan kala itu. Kemudian Pulau tersebut diserang tanpa
penguasanya siap akan penyerangannya tersebut. Penguasa pulau Ohara pun menolak
untuk menyerah, hingga akhirnya pulau tersebut dibakar.
***
Hubungan Islam dengan Barat pada hari ini senantiasa identik
dengan hubungan benturan (‘alâqah
ash-shirâ’) dan permusuhan. Barat senantiasa membangun dan menyebarkan
opini negatif terhadap Islam. Menurut mereka, Islam merupakan ancaman terhadap
peradaban umat manusia. Di sisi lain, Barat sering kali membanggakan kemajuan
peradaban mereka dan mengklaim bahwa hal itu merupakan warisan dari kemajuan peradaban
Yunani-Romawi semata.
Hal yang tersebut diatas saya ingat ketika episode Enies Lobby mengisahkan, pemerintah
dunia saat itu berusaha membuat opini negative serta memerangi bagi siapa saja yang
berusaha mengungkapan peristiwa pada abad kekosongan. Abad dimana terjadi
pemutarbalikkan fakta antara yang benar dengan yang salah. Abad yang kemudian
mengiringi kebangkitan pemerintahan (yang mencoba menguasai) dunia kemudian.
The Dark Age menurut Eropa sesungguhnya merupakan masa
kejayaan Islam. Ketika di Cordova, aktivitas ilmiah
mulai berkembang pesat sejak masa pemerintahan Abdurrahman II (822-852 M). Ia
mendirikan universitas, memperluas dan memperindah masjid (Abdul Karim, 2007:
239). Cordova kemudian menjadi sangat maju dan tampil sebagai pusat peradaban
yang menyinari Eropa. Pada waktu itu, Eropa masih tenggelam pada keterbelakangan
dan kegelapan Abad Pertengahan. Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil (1998: 321)
menukil perkataan seorang penulis Amerika yang menggambarkan keadaan Eropa pada
masa itu, “Jika matahari telah terbenam, seluruh kota besar Eropa
terlihat gelap gulita. Di sisi lain, Cordova terang benderang disinari
lampu-lampu umum. Eropa sangat kumuh, sementara di kota Cordova telah dibangun
seribu WC umum. Eropa sangat kotor, sementara penduduk Cordova sangat concern
dengan kebersihan. Eropa tenggelam dalam lumpur, sementara jalan-jalan Cordova
telah mulus. Atap istana-istana Eropa sudah pada bocor, sementara istana-istana
Cordova dihiasi dengan perhiasan yang mewah. Para tokoh Eropa tidak bisa
menulis namanya sendiri, sementara anak-anak Cordova sudah mulai masuk sekolah.”**
Salah satunya melalui Perang Salib, kaum Kristen ke dalam kontak
langsung dengan orang-orang Muslim di tanah Islam itu sendiri. Orang-orang
Kristen mendapati bahwa di Levant banyak hal baru bagi mereka dan teknik-teknik
yang tidak dikenal di Barat. Oleh karena itu ketika terjadi gencatan senjata,
mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari teknik-teknik baru di
bidang pertanian, industri dan kerajinan, serta melakukan hubungan perdagangan
dengan orang-orang Muslim (Bammate, 2000: 44-45). Akhirnya pada abad XV muncullah
gerakan di Eropa yang dinamakan renaissance. Renaissance disebut juga
Abad Kebangkitan karena ia adalah awal kebangkitan manusia Eropa yang ingin
bebas dan tidak lagi terbelenggu sebagai kehendak untuk merealisasikan hakikat
manusia sendiri. Renaissance merupakan gerakan yang menaruh minat untuk mempelajari
dan memahami kembali peradaban dan kebudayaan Yunani dan Romawi kuno
(Suhamihardja, 2002: 3).**
**(https://saripedia.wordpress.com/tag/dark-age/)
Pada saat Eropa mulai bangkit, Islam justru mengalami kemunduran
danm keterbelakangan. Setelah Eropa kuat karena mengambil ilmu dan peradaban
dari Islam, mulailah Eropa memberantas umat Islam dan merampas kekayaannya,
serta melakukan penjajahan keseluruh dunia. Jadi, renaissance yang telah membangkitkan Eropa dari keterbelakangannya
itu membawa dampak luar biasa, tidak hanya bagi masyarakat Eropa, namun juga
bagi Dunia Islam. Dampak yang dirasakan bagi Eropa justru berkebalikkan dengan
dampak yang diterima bagi dunia Islam.
Selain penjajahan negeri-negeri umat Islam, dampak
negatif renaissance terhadap Dunia Islam tersebut dikemukakan oleh Abul Hasan
Ali An-Nadawi yaitu dunia Islam dipaksa keadaan untuk tunduk pada pola ajaran
materialistis mengalami kemunduran ilmiah sehingga system kehidupan yang
dijalankan saat ini mau tidak mau harus sesuai dengan pola ajaran Barat.
Saat ini yang sering dituduhkan penjahat—atau Bahasa kekiniannya
teroris—adalah umat Islam. Padahal jika ditelusuri, tuduhan-tuduhan tersebut
merupakan hasil konspirasi dalam menutupi kejahatan-kejahatan yang saat ini
terjadi.
***
Kisah-kisah Islam sejatinya memang lebih memukau, dan
lebih mnginspirasi—terlepas darimana penulis kartun One Piece itu terinspirasi. Yang jelas, selain menonton kartun,
kita harus lebih bersemangat mentadaburri sirah-sirah Islam. Hehe
Semoga kita senantiasa dapat mengambil hikmah dan
pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi :)
wallahu a'lam bishawab
terbesit pemikiran sprti ini mema..jgn2 abad kekosongan d onepiece adl abd islam.. hihi .akhirnya ada yg menulis....syukronn...
BalasHapus