Kampung Inggris, Tempat Asik Belajar Bahasa Inggris

20.37 Rahasanica Nariswari P 0 Comments

Salam kawan, lama nian tak jumpo.. hehe

Banyak beberapa hal baru yang saya alami dalam 3 bulan terakhir.. Mulai dari move on ke tempat kerja baru—yang berarti meninggalkan tempat yang dulu—sampai dengan merasakan kembali atmosfer belajar di kelas. Nah, pada postingan kali ini saya mau berbagi cerita selama sebulan saya belajar kembali. Belajar apa itu? Mungkin beberapa teman-teman yang terhubung dengan akun social media saya udah pada tau ya. Yap jadi jawabannya, belajar bahasa Inggris.

Did you know about Pare? Bukan pare makanan yang rasanya pahit itu ya. Hihi.. Pare adalah salah satu kecamatan yang berlokasi di Kediri Jawa Timur, yang banyak orang mengenalnya sebagai Kampung Inggris. DIikenal sebagai Kampung Inggris tidak lain karena di Pare terdapat banyak sekali lembaga yang menyediakan kursus Bahasa Inggris.

Atmosfer Pare yang kental dengan orang-orang yang ingin belajar bahasa Inggris akan mempermudah para pembelajar untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Bayangkan, kemana saja kalian pergi, kalian akan bertemu dengan banyaknya tempat kursus, dengan orang-orang yang membahas tugas-tugas kelas bahasa inggris masing-masing, bertemu dengan toko-toko buku yang menyediakan berbagai buku penunjang kemampuan bahasa Inggris. Jadi asal ada kemauan, ada banyak hal di Pare yang dapat membantu mengingatkan dan membantu kita untuk lebih giat belajar Bahasa Inggris.

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumya, ada banyak lembaga kursus Bahasa Inggris yang menawarkan berbagai model program pembelajaran. Hal pertama yang saya lakukan sebelum memutuskan untuk berangkat kesana adalah menentukan kemampuan Bahasa Inggris apa yang ingin saya pelajari alias program apa yang ingin saya ambil. Mengingat pentingnya sertifikasi kemampuan bahasa Inggris sebagai syarat awal dalam pendaftaran kerja, melanjutkan studi ataupun beasiswa, saya memutuskan untuk mengambil program IELTS. IELTS, kepanjangan dari International English Language Test merupakan Sistem Tes Bahasa Inggris Internasional yang paling populer di dunia diterima untuk tujuan bekerja, belajar dan migrasi.

Setelah sempat populer, TOEFL kini semakin jarang digunakan sebagai syarat dalam pengajuan beasiswa ke luar negeri. Mengingat adanya perbedaan antara Bahasa Inggris American dan British, perbedaan sertifikasi dianggap perlu agar kemampuan penilaian sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan di negara yang bersangkutan. Sebagian besar Negara-negara yang tergabung dalam negara persemakmuran Inggris mensyaratkan IELTS sebagai syarat sertifikasi yang digunakan untuk pengajuan melanjutkan studi. Nah, banyak bukan? Selain itu, berbagai organisasi mengakui IELTS sebagai sebagai indikator yang terpercaya dan valid, karena ada empat keterampilan yang diujikan yaitu, kemampuan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. 

Setelah menentukan program pembelajaran, selanjutnya adalah menentukan di lembaga apa saya akan mengambil program tersebut. Untuk itu saya mulai mengumpulkan informasi dari berbagai review tentang kursus Bahasa Inggris di Pare. Informasi dapat dikumpulkan melalui berbagai hal seperti, cerita teman-teman yang sudah pergi kesana, dari artikel review di blog, dari website kampung inggris sendiri, atau dari akun social media dari tempat kursus yang bersangkutan.
Berdasarkan informasi yang terkumpul, rari sekian banyak tempat ada beberapa lembaga kursus Bahasa Inggris yang menjadi destinasi terkemuka dari para pembelajar. Lembaga kursus tersebut diantaranya, Global English, Elfast, TEST-English School. Biasanya setiap kursus memiliki determinasi sendiri dalam menarget pangsa pasar (haha.. bahasanya anak ekonomi banget yaa)

Mengingat ini adalah kali pertama saya mengambil program bahasa Inggris di Pare, saya memutuskan untuk mengambil program kelas sekaligus Camp. Kelebihan program kelas sekaligus camp, sesampainya disana saya tidak perlu bingung mencari tempat tinggal selama program berlangsung. Selain itu, camp yang disediakan tidak akan terlalu jauh dengan lembaga kursusnya. Kalau kekurangannya ya saya tidak bisa pilah-pilih tempat yang bakal menjadi tempat tinggal sementara saya disana.

Setelah mengumpulkan beberapa informasi, lembaga kursus yang menyediakan program kelas IELTS dan camp baru ada di dua lembaga, yaitu Elfast dan TEST English School. Untuk di TEST sendiri mensyaratkan kemampuan intermediate-advance untuk dapat bergabung, atau setidaknya pernah mengikuti Preparation Class sebelum mengambil Program IELTS. Karena waktu belajar saya disana terbatas, dan saya sendiri masih baru mengenal IELTS saya putuskan untuk mengambil program IELTS+Camp di Elfast.


di depan Camp, bersama Afrida (teman bertahan sampai hari terakhir)
plus Hean dan Meldi room mate

Di Elfast, Bangunan Camp untuk Putera berada satu lokasi dengan Gedung untuk Belajar, untuk Putri sendiri ada di tempat tiga berbeda yang berjarak sekitar 20-100 meter dari Elfast, cukup dekat bukan?
Saya dengan seluruh peserta putri program IELTS camp tinggal di satu Camp yang sama, yaitu di Orchid. Satu kamar diperuntukkan untuk 2 sampai 3 orang. Saya sendiri bersama dengan dua orang teman, yang ternyata mereka berdua bersaudara, yaitu Hean dan Meldi. Yang satu suka anime, yang satu Bollywood, saya sendiri suka juga sih sama keduanya, haha.. tapi untuk film-film tertentu saja, ga terlalu ngikutin. Ohya, Mungkin dikarenakan masih tingginya animo masyrakat terhadap TOEFL, serta program IELTS+Camp yang masih baru, kelas kami hanya beranggotakan 13 orang. Meski demikian, kami justru merasa lebih lebih mudah fokus selama belajar juga lebih mudah mengenal satu sama lainnya.

full squad member, IELTS Camp Elfast Juli 2017

Balik lagi, untuk kenyamanan dan fasilitas di Camp, saya rasa Elfast memang juaranya ditambah dengan harga yang relatif terjangkau. Di Camp ada wifi, tempat menjemur, ruang belajar camp. TV, kamar mandi, tempat mencuci, setrika, ember, dapur—sayangnya tanpa kompor dan kulkas. Tapi ga usah khawatir meski tanpa kompor dan kulkas, karena di sekitar camp banyak warung makan dan warung kelontong yang harganya bervariasi, mulai dari yang paling murah sampai dengan selangit. Haha.. tergantung selera dan kondisi kantong. Untuk ATM sendiri, Mandir adalah yang paling dekat, jaraknya sekitar 300 meter. Selain itu saya sarankan untuk menempuhnya dengan sepeda, kecuali kalo lagi jalan-jalan santai.

Ohya, meski tempat camp dan tempat kursus berdekatan, saya rasa masih perlu menyewa sepeda untuk mobilitas manatau kita butuh suasana makan baru, ngerasain berbagai macam tempat hang out, jalan ke alun-alun,  atau bisa jadi mesti segera narik uang di ATM karena udah kelaparan dan ga punya duit, haha bisa juga hunting buku, jajanan dan oleh-oleh atau sekedar sepedahan sore-sore. Kapan lagi anak Jakarta ngerasain nikmatnya sepedahan pagi-pagi dan sore-sore? Ya kan..

Oke, saatnya lanjut membahas program IELTS Camp di Elfast. Jadwal Awal program ini dimulai sejak jam 5 pagi sampai jam 4 sore. Namun seiring dengan kesibukan tutor-tutor, mengharuskan kami berpindah jadwal belajar. Namun pada intinya ada 5 kelas yang setiap harinya, yaitu kelas IELTS vocabulary, kelas reading IELTS, kelas Listening IELTS, kelas Speaking IELTS dan kelas Writting IELTS. Setiap kelas berdurasi 1,5 jam, kecuali kelas vocabulary yang hanya berdurasi 1 jam.

Sebelum mengikuti program IELTS sebaiknya kita mulai mempelajari bagaimana tes IELTS itu sendiri. Karena peruntukannya yang sama, mungkin tak banyak yang mengira bahwa pengerjaan TOEFL dengan IELTS sangat berbeda. Untuk TOEFL, keseluruhan soal adalah bentuk pilihan ganda, sementara IELTS kita harus mengisi sendiri kata(-kata) yang tepat sebagai jawaban soal.

Selain itu, pada IELTS, terdapat penilaian Speaking dan Writting yang tidak ada di TOEFL. Speaking sendiri terdapat tiga part, dari mulai menjawab pertanyaan sampai dengan menceritakan mengenai suatu hal. Ketiganya akan dinilai oleh assessor yang notabene seorang native English alias bule. Hehe.. Jiaah kebayang kan. Umumnya pada speaking, awalnya kita hanya menyadari bahwa kita mengalami kesulitan pada masalah grammar. Lebih dari itu, karena kemudian kia menyadari bahwa  tidak mudah mengingat dan mendapatkan vocabulary  yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin kita sampaikan, atau sekedar ketepatan pronounciation.

Untuk section writting, terdapat dua task yang harus kita selesaikan selama 45 menit. Task pertama diperuntukkan dalam menilai kemampuan kita menjelaskan informasi yang tertera pada diagram. Sementara task kedua diperuntukkan untuk menguji kemampuan kita dalam menuliskan opini. Dengan berbagai bentuk penilaian dalam IELTS, saya rasa bentuk tes ini lebih mencerminkan kemampuan berbahasa inggris seseorang.

Selama masa program, siswa akan diberikan materi setiap harinya dan teknik-teknik pengerjaannya. Pada dua minggu pertama, seringkali kelas diisi dengan pemaparan materi oleh tutor. Kemudia pada dua minggu berikutnya, siswa akan lebih banyak berlatih dalam mengerjakan soal-soal IELTS. Untuk mengetahui pencapaian kemampuan bahasa Inggris, setiap sabtu diadakan scoring IELTS.

Untuk kalian yang baru mengenal IELTS, saya merekomendasikan tempat ini. Di Elfast, kalian akan mendapatkan beberapa hal dasar dalam pengerjaan IELTS. Jadi, meski IELTS memiliki teknik pengerjaan tersendiri—yang saya rasa lebih sulit—jika dibandingkan dengan TOEFL, kalian tidak perlu khawatir untuk mulai mempelajarinya. Namun jika kalian merasa sudah berada di kemampuan intermediate-advance dalam berbahasa Inggris, ada beberapa lembaga kursus yang menargetkan signifikansi peningkatan nilai IELTS bagi yang telah mahir.

Last Squad

Terlepas dari itu semua, kemauan untuk terus belajar tetap menjadi faktor terpenting dalam meningkatkan kemampuan kita dalam berbahasa Inggris. Semangat!

Saya cukupkan ya ceritanya sampai disini, semoga bermanfaat :)

Sampai ketemu lagi di tulisan saya berikutnya. Salam~


Note: mau tau tempat-tempat seru yang dapat kita kunjungi selama saya belajar di Pare? Stay tune..

0 komentar: