Dimulakan dengan Bismillah, Disudahi dengan Alhamdulillah

01.45 Rahasanica Nariswari P 0 Comments

Lucunya, nasyid ini pertama kali saya dengar dari seorang pengamen, bukan dalam agenda mengaji ataupun pernikahan islami atau lainnya. Beberapa nasyid karya Raihan memang pernah saya dengar, tapi yang satu ini jujur saja baru tau kemarin. Qodarullah, situasi yang mendukung dan pembawaan penyampainya  yang menenangkan membuat saya merasa nasyid ini menjadi nasihat sekaligus penghibur yang ngena’ banget saat itu.



Malam itu, seorang pengamen berjenggot membawakan nasyid ini dengan gitarnya di dalam sebuah bus patas yang mulai penuh sesak dengan manusia-manusia selepas pulang kerja. Mendengar  nasyid ini dibawakan serasa merubah lelah menjadi semangat, sesak menjadi syahdu, dan mungkin kufur menjadi syukur. Ditambah karena saya baru pertama kali mendengarnya, saya begitu memperhatikan isi pesan yang dibawakan dalam nasyid ini. Sesampainya di rumah langsung browsing cari judul nasyid tersebut berdasarkan lirik yang coba saya ingat sebelumnya. Ternyata, tak lain pembawanya adalah Raihan, dengan judul Bismillah. Indah.

Nasyid ini menyampaikan pesan untuk mengawali segala aktivitas kita dengan membaca Basmalah serta mengakhirinya dengan hamdalah. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan dengan ditujukan dan disandarkan kepada Allah 'Azza wa Jalla. Setelah usai mengerjakan sesuatu, ucapkanlah alhamdulillah, sebagai bentuk syukur atas perkenaan Allah. Dengan demikian, diharapkan apapun yang menjadi aktivitas kita dapat dirahmati Allah.

Aktivitas yang dapat manusia lakukan ada yang bernilai kebaikan dan keburukan. Manusia diberikan kesempatan memilih berikut konsekuensinya. Oleh karenanya, kita diharapkan untuk dapat melakukan segala sesuatu yang menjadi bekal kita di akhirat kelak, yang akan membawa kita ke jannah-Nya. Bekal tersebut diperoleh dengan amal, ilmu dan juga ketakwaan pada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketiga hal tersebut yang dapat menjadikan seseorang mampu beramal, saling berkasih sayang dan berderma agar tercipta kehidupan harmonis dan bahagia

Semoga nasyid ini dapat menjadi pengingat dan penghibur kita semua :)

Berikut link video youtube beserta liriknya:

Bismillah - Raihan



Dimulakan dengan Bismillah
Disudahi dengan Alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Dimulakan dengan Bismillah
Disudahi dengan Alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Mulakanlah kekat dengan niat yang satu
Untuk mendapatkan Keredhaan-Nya
Moga segala urusan dipermudahkan-Nya
Agar senantiasa dalam kebaikan
Barulah hati kita kan terasa tenang
dan bersyukur dengan apa yang ada

Dimulakan dengan Bismillah
Disudahi dengan Alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Buruk dan baik itu ketentuan Allah
Kitalah jua yang memilihnya
Amal yang baik akan membawa ke Surga
Amalan buruk menempah Neraka

Hanyalah iman, amal, dan juga taqwa
Menjadi bekal dalam hidup kita
Hanyalah iman, amal, dan juga taqwa
Menjadi bekal dalam hidup kita

Dimulakan dengan Bismillah
Disudahi dengan Alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Dimulakan dengan Bismillah
Disudahi dengan Alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Ilmu pelita menerangi kegelapan
Darilah ilmu datangnya amalan
Dari amalan lahirlah kasih sayang
Saling membantu dan bekerja sama

Rezeki yang ada dihulurkanlah derma
Terjalin hidup harmoni bahagia
Rezeki yang ada dihulurkanlah derma
Terjalin hidup harmoni bahagia

Dimulakan dengan Bismillah
Disudahi dengan Alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Dimulakan dengan Bismillah
Disudahi dengan Alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah

0 komentar:

Sibuklah Menjadi Baik

02.32 Rahasanica Nariswari P 0 Comments


“Yang menghancurkan itu ada tiga, yaitu bangga seseorang terhadap dirinya, kikir yang ditaati dan hawa nafsu yang diikuti.” (H.R. Ibnu Abbas)

Bismillah,

Salah satu yang dapat menghancurkan amalan manusia adalah sifat ujub. Apa itu ujub? Arti kata ujub menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keangkuhan, kesombongan atau rasa bangga.  Menurut Sufyan Ats-Tsauri rohimahumulloh, ujub  merupakan perasaan takjub terhadap diri sendiri sehingga seolah-olah dirinyalah yang paling utama daripada yang lain. Padahal bisa jadi seseorang tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu.

Memiliki teman yang banyak, kedudukan dalam organisasi yang terpandang, jabatan di pekerjaan yang mapan, kekuatan finansial yang besar, ataupun sarana yang serba lengkap terkadang membuat manusia lalai akan hakekat dirinya yang lemah dan senantiasa menyandarkan kebutuhan hidupnya pada Allah ‘azza wa jalla. Kelalaian tersebut menjadi gerbang masuknya perasaan ujub yang menjerumuskan pada kekufuran dan kekerasan hati.

SIffat ujub dapat menyebabkan seseorang lupa terhadap nikmat Allah, bahwa sebenarnya Allah lah Dzat yang telah mengkaruniakan nikmat dan memudahkan setiap hamba-Nya dalam melaksakan ketaatan. Ujub merupakan bentuk maksiatnya hati yang membatin, seperti yang diakui  Mutharrif, “Aku betul-betul bermalam dalam keadaan tidur lelap lalu menyesal di pagi harinya, lebih aku sukai dari pada bermalam dalam keadaan shalat/ibadah, tetapi pagi harinya aku merasa bangga (sudah beramal).

Tidak hanya dalam batin, ujub terkadang juga menjelma menjadi beberapa sikap seperti sikap sombong, tidak mau mendengarkan, enggan memperhatikan dan tidak menghormati orang lain. Lama-lama penyakit ujub bisa jadi menimbulkan kerasnya hati, karena menganggap orang lain lebih rendah dan dapat menjadikan dirinya sendiri menolak kebenaran melalui nasihat dan kritikan.

Keikhlasan seseorang dalam beramal seringkali bertarung dengan rasa ujub. Jika seseorang yang dihinggapi rasa ujub setelah beramal, maka akan menyebabkan terhapusnya amalan tersebut. Nah, saking berbahayanya penyakit ujub, sebagian ulama mengelompokkannya ke dalam kategori syirik, karena dapat menyebabkan terhapusnya amal. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwa ikhlas terkadang dihinggapi penyakit ujub. Siapa saja yang merasa ujub karena amal yang dilakukannya, maka akan hapuslah amalnya… Hmm.. mengerikan bukan konsekuensi menderita penyakit hati yang satu ini. Kalau sudah terjangkit penyakit ini, hal yang lebih utama adalah menyadari akan kekeliruannya, karena maksiatnya di dalam hati, maka hal pertama-tama adalah mengazamkan diri untuk memperbaiki.
Setelah membahas bagaimana bahayanya penyakitujub, saatnya memahami kiat-kiat menjaga diri dari sikap ujub:

1. Hindari pujian atau sanjungan berlebihan
Pujian seringkali lebih melalaikan daripada kritikan. Pujian yang berlebihan dapat menjerumuskan seseorang untuk merasa tinggi hati dan lupa diri terhadap Allah yang telah mengaruniakan segala nikmat dan kemampuan. Pujian semestinya dimuarakan pada Allah Subhanahu wa ta’ala

2. Ingatlah untuk Bersyukur kepada Allah
Sesungguhnya segala nikmat bersumber pada Allah. Begitu banyak nikmat yang telah Allah berikan sepanjang hidup seorang hamba, tetapi begitu banyak nikmat yang lupa untuk disyukurinya.

“Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (Al-Qashash: 78)

Padahal, dengan bersyukur kepada Allah seseorang laksana membuat self reminder,  bahwasanya tiada daya dan upaya tanpa kuasa Allah Azza wa Jalla. Dengan demikian, seseorang akan menjauh dari rasa tinggi hati.

3. Bergaul dengan orang-orang yang menjaga ketawadhu’annya
Tawadhu adalah lawan dari sifat ujub, yang berarti rendah hati. Bergaul dengan orang-orang yang menjaga dirinya tawadhu lambat laun akan pula mempengaruhinya untuk turut bersikap tawadhu.
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Janganlah berbangga-bangga akan Nasab dan keturunan
Kadangkala manusia memandang diri sebagai seseorang yang mulia dikarenakan lahir dalam keluarga yang memiliki kedudukan tinggi dalam tatanan sosial ataupun ekonomi. Kecenderungan itu menyebabkan perasaan bahwa dirinya lebih utama dibandingkan beberapa orang lain karena kelebihan yang Allah anugerahkan. Hal ini akan membuka lebar-lebar masuknya rasa ujub dalam hati manusia.Semestinya potensi yang ada seharusnya lebih menjadikan manusia lebih mawas diri untuk dapat memanfaatkannya.

5. Membiasakan Diri Tetap Belajar, Bukan Merasa Sok Pintar
Derasnya arus informasi menjadikan banyak manusia zaman ini merasa paling mengetahui, padahal masih banyak hal yang butuh dipelajari. Keilmuan yang belum kokoh, bisa jadi menjerumuskan pada keinginan terselubung mendapatkan pujian, memenangkan perdebatan-perdebatan, dan hal lainnya. Keinginan-keinginan tersebut akan menciderai keikhlasan dalam beramal, dan nantinya dapat menimbulkan ujub dalam jiwa.

6. Memahami Hakikat Penciptaan Manusia
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S. Al Mukminun: 12-14)
Manusia hanya berasal dari tanah, kemudian Allah lah yang menjadikankita sebagai makhluk yang sempurna. Maka untuk apa kita berbangga-bangga jika kelak pun kita akan dikembalikan ke tanah? Bukankah Allah tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya?

7. Memahami Akibat dari Timbulnya Ujub
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, akibat terbesar yang ditimbukan dari rasa ujub adalah terhapusnya amal ibadah seseorang. Lebih lanjut, ujub yang bermetamorfosa menjadi sombong akan menghadirkan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala. Naudzubillahiminzalik..

8. Mawas terhadap dosa yang telah dilakukan
Diantara yang menjaga manusia dari sifat ujub adalah mawas diri terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan. seseorang akan cenderung sibuk mengaharap ampunan dari Allah daripada bersikap ujub atas amalan-amalannya. Sesungguhnya penilaian atas amal manusia berada di sisi Allah, apa yang baik menurut kita belum tentu baik di mata Allah.
Sesungguhnya seseorang beramal dengan amalan penduduk surge sesuai yang Nampak pada manusia, padahal ia adalah termasuk penduduk neraka.” (H.R. Bukhari)Sebagaimana kisah yang diriwayatkan dalam hadist Abu Dawud, mengenai dua orang bersaudara di zaman bani Israil, yang satu mengerjakan dosa, sedangkan yang satu lagi rajin beribadah.Orang yang rajin beribadah ini senantiasa memperhatikan saudaranya yang mengerjakan dosa sambil berkata, “Berhentilah (melakukan dosa)!”, suatu ketika orang yang rajin beribadah ini memergoki saudaranya sedang mengerjakan dosa, lalu ia berkata, “Berhentilah (melakukan dosa)!” Namun saudaranya balik menjawab, “Demi Tuhanku, biarkanlah diriku, dan memangnya kamu dikirim untuk mengawasiku?” Maka orang yang rajin beribadah itu berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu atau tidak akan memasukkanmu ke surga.” Maka Allah mencabut nyawa keduanya, dan keduanya berkumpul bersama di hadapan Allah. Allah berfirman kepada orang yang rajin beribadah, “Apakah kamu mengetahui Diriku atau berkuasa terhadap apa yang Aku lakukan dengan Tangan-Ku?”, maka Allah berfirman kepada orang yang mengerjakan dosa, “Pergilah dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku”, sedangkan kepada yang satu lagi Allah berfirman, “Bawalah dia ke neraka.
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Q.S. Yusuf:87)


Dengan demikian seseorang sepatutnya tidak merasa aman atas amalan yang telah dilakukannya, namun juga tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Benarlah apa yang dikatakan Aisyah radhiallahu ‘anha, “Sesungguhnya kalian telah lalai dari ibadah yang paling utama, yaitu tawaadhu’ (lawan ujub dan sombong).” Tulisan ini bagai menasihati diri sendiri, mengingat-ngingat apa-apa yang mungkin sempat terjadi dalam hati. Semoga sepenggal ilmu yang tertulis mampu menjadi pengingat kita semua, terlebih lagi saya.

0 komentar:

Mengingat Allah

19.54 Rahasanica Nariswari P 0 Comments



Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar Ra’du: 28)

Berdzikir atau mengingat Allah sebetulnya tidak hanya dapat dilakukan ketika shalat atau berada di masjid. Mengingat Allah dapat  dilakukan saat belajar, saat rekreasi, saat menunggu, saat dalam perjalanan, bahkan saat bekerja. Namun bisa jadi kesibukan dunia telah melalaikan diri dari mengingat-Nya. Kelalaian itu akan sangat mungkin membuka pintu kemaksiatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.  
Berdzikir sendiri ada berbagai macam cara. Diantara bentuknya adalah menyebut asma Allah disertai dengan perenungan makna juga pengimplementasiannya. Selain itu, berdizikir dapat pula dilakukan dengan cara mengingat dan mensyukuri nikmat Allah. Nikmat Allah sebetulnya selalu hadir hanya saja kita alpha mengingat dan mensyukurinya, seperti saat bangun tidur, sampai ke tujuan perjalanan, melihat hal yang mengagumkan, dan banyak lagi. Menuntut ilmu dalam sebuah majelis juga bagian dari mengingat Allah.

Dengan berdizikir, manusia seolah-olah menyandarkan dirinya pada Dzat yang kokoh, Allah Subhanahu wa taala, sehingga akan mengokohkan ruh dan hati. Jadi, manusia sebenarnya dapat melakukan charge pada jiwa dengan berdizikir kepada-Nya. Selain transfer power, berdzikir adalah salah satu cara manusia berupaya meraih keridhoan Allah Subhanahu wa ta’ala. Salah satu contohnya adalah beristighfar. Keutamaan istighfar dalam berdzikir ini sebagaimana diketahui diantaranya dapat menjadi sebab terampuninya dosa, mendatangkan rahmat Allah, membersihkan hati, melapangkan kesempitan, bahkan melancarkan rezeki. Belum lagi kalimat-kalimat dzikir yang lainnya. Oleh karenanya penting bagi manusia untuk menjaga lisan dan hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah.

Dari Abdullah bin Busr, ia berkata, “Ada dua orang Arab (badui) mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah manusia yang bagaimanakah yang baik?” jawab beliau, “Yang panjang umurnya dan baik amalannya.” Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah sesungguhnya syariat Islam amat banyak. Perintahkanlah kepadaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.” “Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. (H.R. Ahmad)

Ibnul Qayyim menjelaskan, dengan berdizikir rasa takut pada Allah akan semakin besar. Dengan demikian dirinya selalu berupaya tunduk pada syariat-Nya, karena ia menyadari ada Allah yang Maha Mengetahui. Sementara jika seseorang lalai dari dzikir, tentu akan menimbulkan hal sebaliknya, rasa takut pada Allah akan semakinberkurang, sehingga bisa jadi cenderung tidak mengindahkan aturan-aturan-Nya.


Semoga kita selalu terjaga dari maksiat kepada  Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menjaga selalu mengingat-Nya.

0 komentar:

Membersamai Pendakian, Prau 2014

01.15 Rahasanica Nariswari P 0 Comments

Jika ingin melihat lembah, mari mendaki ke puncak gunung
Jika ingin melihat puncak gunung, mari terbang ke awan
Jika ingin memahami awan,pejamkan mata dan renungkan

(Kahlil Gibran)

sumber: piknikasik.com

Gunung Prau (Mt. Prau) terletak dalam kawasan dataran tinggi dieng yang merupakan tapal batas kabupaten Wonosobo, kabupaten Kendal, dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dengan ketinggian Gunung mencapai 2565 mdpl, gunung ini merupakan salah satu destinasi pendakian favorit yang menyuguhkan panorama perbukitan yang indah.

Pendakian ini sebenarnya sudah cukup lama, yaitu pada tanggal 29-30 Maret 2014. But I still remember How really excited I am. Saat itu saya masih berkuliah di Universitas Dipnegoro Semarang, sehingga untuk menuju ke lokasi kawasan Gunung Prau tidak terlampau jauh. Gunung ini dipilih pertama, memang karena lokasinya yang masih berada di Jawa Tengah, kedua Gunungnya tidak terlalu tinggi untuk pendaki pemula, dan pemandangannya yang sangat indah. Meskipun saat itu Gunung Prau belum nge-hits, tetapi sudah cukup ramai orang-orang yang melakukan pendakian.

Kenapa memilih mendaki gunung? Udaranya masih segar, Menempuhnya butuh perjuangan (sekalian olahraga kan..). Dari sini kita dapat belajar, perjuangan bukanlah sebuah cobaan. Bukankah perjuangan adalah salah satu bentuk nikmat yang dikaruniakan Allah? Karena segala hal yang diraih dengan perantara perjuangan nyatanya melipatgandakan kenikmatan yang kelak kita rasakan. Seperti kenampakan alam yang lain, Gunung juga merupakan salah satu sarana kita bertafakur atas kebesaran pencitanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lanjut mengenai pendakian Gunung Prau, aku bersama delapan orang lainnya berangkat menggunakan motor sekitar pukul 10.30 pagi. A tribute to my friend, atas perjuangannya mengendarai motor selama perjalanan ini. Bisa sih nyetir motor, tapi belum pernah aku berkendara sejauh hingga ke Dieng. Jadi karena ragu, dan ia pun ragu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya ia lah yang mengendarai motornya. Dengan beberapa kali istirahat mengingat beberapa diantara kami adalah perempuan, estimasi perjalanan yang tadinya hanya 4 jam menjadi sekitar 5-6 jam jam, fyuh.

Setiba di kawasan dieng, kabut sudah sangat tebal meski jam baru menunjukkan pukul 4.30 sore . Jarak pandang hanya berkisar 5-7 meter, sementara jalan sangat terjal dan berliku, motor hanya melaju dengan pelan. Untuk yang mau mendaki, sebaiknya maksimal sudah tiba di basecamp pada pukul 4 sore. Setelah, istirahat-sholat-makan, sekitar pukul 7.30 kami berangkat mendaki. Tidak lama, perut terasa mual. Mungkin karena aku termasuk orang yang tipikal gampang masuk angin, jadi saat perut kosong selama perjalanan, sebelum pulih sudah masuk makanan duluan. Akhirnya, muntah tak dapat terelakan. Teman-teman panik, khawatir saya tidak mampu melanjutkan perjalanan. Tetapi, justru setelah saya muntah itu, saya merasa tubuh saya dalam keadaan lebih fit daripada sebelumnya. Maka sebaiknya makanlah terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan panjang. Jika merasa perut tidak enak, istirahatlah sebentar, agar segera pulih dan dapat melanjutkan perjalanan kembali.

Beberapa lama sebelum tiba di puncak, langit sempat gerimis. Hal itu meningkatkan suhu luar tubuh dan menjadikan jalur pendakian semakin licin sehingga kami harus lebih berhati-hati. Setibanya diatas, keadaan sudah sangat ramai. Telah banyak tenda ditegakkan, sampai-sampai sulit medapat lahan untuk memperoleh view sunrise yang ciamik. Waktu tempuh hingga ke puncak berkisar 3-3,5 jam, untuk yang sudah terbiasa mendaki gunung saya rasa akan lebih cepat lagi. Sebagai pendaki pemula, beberapa diantara kami sudah langsung beristirahat menuju tenda mengingat suhu sudah terlalu dingin dan badan sudah sangat lelah.
Taraaaaa…. Morning! alhamdulillaah~

 Prau, 30 Maret 2014

Meskipun sebagian tertutup kabut sisa mendung semalam, tapi jangan kecewa. Istimewanya di Gunung Prau ini ada bukit teletubies yang dapat kita nikmati. Niatkan dari awal, bahwa pendakian ini adalah sarana bertafakur atas penciptaan-Nya, jadi walaupun tak ada teknologi kamera canggih, gambar yang cetar menghiasi social media, kebahagiaan selama pendakian akan tetap diraih. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, sementara raga berhasil tiba di puncak dan teman membersamai perjuangan?

Bukit Savana, Gunung Prau, 30 Maret 2014

Nb: Foto diambil menggunakan kamera 360 teman saya, jadi jangan heran ya kalau tingkat kecerahannya over. Xixi..

Satu lagi yang istimewa dengan Gunung Prau, hamparan pemandangan turun Gunungnya euy.. Masya Allah.. comeeelnyee~ kalau kata upin-ipin. Green everywhere! pemandangan langka di kota kelahiran saya, Jakarta. Perjalanan turun Gunung dimulai sekitar pukul 10 pagi. Perjalanan turun gunung membutuhkan waktu yang relative lebih singkat, hanya 2,5 jam, sudah termasuk waktu berhenti untuk foto-foto. Hehe...

Salam dari Lereng Prau, 30 Maret 2014

"Mendakilah, karena dengannya engkau semakin  menyadari betapa luas luas kasih sayang-Nya dan betapa kerdilnya manusia"

0 komentar:

Speak Good or Remain Silent

05.38 Rahasanica Nariswari P 0 Comments



Kata dapat menjadi air yang menggerus batu yang keras menjadi lunak. Dan kata dapat pula menjadi pisau tak kasat mata, yang menggores luka pada hati.

Aku menatap layar kunci smartphone, “Speak Good or Remain Silent”. Setelah kubuka kunci layar dan mengecek pesan pada aplikasi chating, layar itu berkata kembali meski samar-samar karena kini tertutup pesan-pesan yang masuk. Aku ingat, mengapa aku mulai mengganti wallpaper-nya. Agar saat terjebak dalam percakapan atau informasi yang cenderung membawa mudharat pada hati, kita harus sadar untuk segera mem-filter-nya, untuk kemudian tidak tenggelam dalam situasi dan tidak telanjur melepas kata yang tidak semestinya.

Banyak perubahan bermula dari kata. Baik dari kata yang kita dengar melalui pembicaraan, atau kata yang kita cerna melalui tulisan. Perubahan bermula dari kata yang mengguncang hati, entah tujuannya untuk mengeraskan atau melembutkan hati. Sebegitu besar kekuatan yang kata miliki. Mungkin itulah salah satu alasan-Nya, dibalik perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita untuk kerap membaca kalam-Nya. Dan itulah mengapa, para sahabat mengabadikan perkataan Rasul dalam hadist-hadistnya. Agar kata yang kita terima adalah kata-kata membawa pengaruh baik bagi hati, kata-kata yang menuntun pada siratal mustaqim, jalan yang lurus.

Bisa jadi seseorang pada mulanya adalah seseorang yang baik namun dapat menjadi rusak karena mendengar perkataan atau membaca tulisan yang merusak  hati dan pikiran. Sebaliknya, ada pula orang yang sebelumnya dikenal sebagai orang baik-baik namun berubah berkelakuan buruk dikarenakan terperangkap dalam kebiasaan mendengar dan mencerna perkataan yang buruk atau membawa kemudharatan. Adapula, perkataan yang dikemas baik, namun berlogika terbalik yang kata-katanya menakjubkan namun sejatinya memalingkan diri dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Korzybsky, ahli general semantics menjelaskan adanya hubungan antara kekacauan penggunaan Bahasa dengan penyakit jiwa. Implikasinya, pentingnya menggunakan Bahasa yang baik dan tertib dalam pemakaian istilah jika ingin menyehatkan masyarakat. Maka berlaku pun sebaliknya, masyarakat akan sakit jika terus menerus disuguhi perkataan yang merusak.

Pentingnya menertibkan istilah adalah kunci dalam menyehatkan masyarakat. Penertiban ini tak sekedar penertiban teknis, namun lebih kepada pemaknaannya. Seperti pemaknaan istilah auliya yang hits saat ini, pendapat jumhur ulama telah menafsirkan istilah auliya yang bermakna pemimpin (lihat Tafsir Ibnu Katsir, 3/132). Mengaburkan pendapat para ulama yang notabene telah ahli dalam tafsir kitab suci Al-qur’an akan menggangu ketertiban penggunaan istilah. Lebih lanjut akan menggoyahkan iman, merapuhkan kepercayaan yang kokoh atas ulama maupun agama itu sendiri. Padahal, bukankah Al-qur’an merupakan mukjizat terbesar? Kalam-Nya merupakan pedoman dasar dalam menjalani kehidupan, Rasulullah adalah menyampai risalah-Nya dan ulama adalah pewarisnya.

Maka apalah kita yang awam ini? Mari senantiasa jadikan diri sebagai pembelajar dalam berkata yang baik atau diam.

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah mengatakan yang baik atau diam.” (H.R. Bukhari dan Muslim)


0 komentar:

Suka Duka Menjadi Auditor

13.12 Rahasanica Nariswari P 1 Comments

Hai! long time no post. Haha… Dulu pas high season audit, saya jarang nge-post dengan dalih sedang banyak kerjaan dengan deadline yang ketat. Nyatanya, pas low season juga masih jarang nge-post, karena banyak ikut tes sana-sini. (Upps.. tes apa hayoo?) Well, alasan sih sebenarnya akan selalu ada, tinggal kitanya memang mau cari-cari alasan atau mau cari-cari kesempatan untuk merealisasikannya(?)

Mungkin saya adalah seorang yang cenderung well-prepared pada hal-hal yang belum menjadi ahlinya. Tiap melakukan sesuatu yang belum ahlinya, termasuk menulis, akan jadi proses yang memakan waktu persiapan lama. Alih-alih lama dalam persiapan, rencana malah berpotensi jadi sekedar wacana yaa. So, saya akan mulai dari hal-hal yang sederhana saja yang pernah saya alami atau lakukan. Karena secara tidak sadar, ketika sebelum generasi millennium (alias kita) menekuni suatu hal, kita akan browsing dulu untuk ‘mencuri’ gambaran dari orang lain lewat cerita mereka di blog. Nah, ternyata sesederhana apapun pengalaman dapat bermanfaat bukan? Baiklah, cukup.

In this post, I want to tell you about being Auditor, sebatas pengalaman sebagai auditor. Cekidot!

sumber: pinterest.com
Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia (Arens, 1995)
Auditor bekerja dalam sebuah tim audit, so you can not be a hero by just being superman, yang paling hebat karena menyelesaikan tugas audit sendirian but you need to develop a super team. But not only at once, karena anggota timnya akan berbeda-beda setiap engagement dengan klien audit. Jadi menurut saya, iklim ‘pertemanan’ di perusahaan audit akan menjadi sangat penting bagi kelancaran audit itu sendiri. Enggak berdasarkan penelitian sih, berdasarkan premis-premis itu. Mungkin ada temen-temen pembaca yang mau meneliti hal ini?

Kumpulan auditor ini bekerja dalam perusahaan yang memberikan jasa audit, biasanya berbentuk persekutuan yang terdiri dari beberapa orang. Perusahaan jasa audit ini dikenal dengan nama Kantor Akuntan Publik (KAP) alias Public Accountant Firm. Secara global, terdapat empat Perusahaan jasa Audit terbesar atau yang disebut Big Four. Keempat besar KAP ini adalah Pricewaterhouse Coopers (PwC), Deloitte Touch Tohmatsu, Ernst & Young (EY), dan KPMG. Apakah masih ada KAP selain yang telah disebutkan? Tentu. Ada juga KAP mid tier, yang  peringkatnya dibawah KAP yang telah disebutkan, biasanya termasuk dalam 10 besar (big ten), selain itu masih banyak lagi KAP lokal yang beroperasi di tiap negara.

Seperti pekerjaan lain, bekerja sebagai auditor ada plus dan minusnya juga. Setiap tahunnya auditor mengenal adanya dua musim audit, yaitu peak or high season dan low season. Peak atau High season audit adalah musim dimana tugas audit sedang banyak-banyaknya, umumnya dialami sekitar bulan Desember-Maret. Kenapa? Karena cut-off periode keuangan perusahaan umumnya per 31 Desember, jadi sejak bulan Desember auditor telah mendapat banyak perikatan dengan klien, yang berarti pula auditor harus mulai melakukan proses audit dengan melakukan prosedur-prosedur audit guna mendasari pemberian opini auditnya. Berdasarkan yang saya ketahui, rata-rata proses audit berkisar antara 2 minggu sampai 4 bulan. Lama tidaknya proses audit ini sangat dipengaruhi pada besar tidaknya scope perusahaan klien audit. Walaupun hal ini dapat pula dipengaruhi oleh kinerja audit, sikap cooperative-nya klien, kemudahan perolehan data audit, sistem akuntansi perusahaan klien, prosedur audit yang diminta, dsb.

Lalu kenapa high season berakhir hingga Maret? Karena kebijakan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia sendiri yang mewajibkan perusahaan go public untuk melaporkan keuangan setiap periode keuangan selambat-lambatnya pada 31 Maret. Untuk perusahaan yang tidak go public memang tidak memiliki keharusan untuk itu, tapi biasanya perusahaan tersebut juga memiliki kewajiban dengan pihak terkait perusahaan seperti Bank, Dirjen Pajak untuk menyerahkan laporan keuangannya dalam tenggat waktu tertentu. Oleh karena itu, meskipun tidak ada jangka waktu yang mengikat, klien dan KAP akan tetap mengestimasikan waktu auditnya. Lagipula jika masa audit terlalu lama bisa jadi akan semakin banyak biaya audit yang kelak dibebankan pada perusahaan klien, dan KAP selaku pemberi jasa audit juga tak kunjung memperoleh keseluruhan fee auditnya jika opini audit belum diterbitkan.

Nah, karena pekerjaan yang banyak dan deadline yang ketat saat high season, auditor banyak lemburan pada waktu-waktu ini. Sebagai auditor, mau tidak mau, suka tidak suka, akan menjadi workaholic di musim ini. Di satu sisi pendapatan dari bekerja sebagai auditor akan meningkat terkait adanya tambahan dari uang lembur. Hehe.. Tapi di satu sisi energi akan sangat terkuras, karena bukan hanya bekerja hingga malam bahkan hingga lewat dari dini hari.

Tapi, saya dengar juga dari teman yang bekerja sebagai auditor, timnya tidak pernah lembur hingga dini hari, karena adanya kebijakan dalam tim auditnya untuk tidak ada lembur tapii….. tetap bekerja di rumah masing-masing karena dini harinya pun ditagih hasil kerja hari itu. Hehe.. Ya di satu sisi, bisa lebih bebas kerja di rumah bisa sambil tidur-tiduran, nonton TV ya, tapi disatu sisi juga gak dapet uang lemburan. Hehe.. Jadi pengaturan lembur ini berbeda-beda hampir di setiap KAP,  aturan uang Lembur a.k.a overtime untuk KAP besar umumnya mengikuti aturan pemerintah (Cek UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menakertrans No. 102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur).

Jika lembur hingga lewat dini hari, atau ketika hari libur bahkan libur nasional, pasti terbayang oleh kita uang lemburan yang selangit (sorry lebay). But in fact, it is not always true. Why? Besaran uang lembur yang dapat auditor peroleh tergantung dari besaran lembur yang boleh di-charge, alias sejumlah yang memang mendapatkan approval dari atasan. Hal tersebut berkaitan dengan fee audit atas engagement dengan klien. Jadi, jangan kaget jika ada istilah ‘potong’ overtime, atau overtime yang tidak dapat dibayar. That’s why mengapa auditor perlu bekerja seefektif dan efisien mungkin. Selama high season audit seolah-olah waktu hanya untuk kerja, kerja, dan kerja. Tidak hanya weekdays, weekend atau mungkin libur nasional pun bisa jadi harus direlakan. Konon, beban kerja yang tinggi saat high season audit inilah yang mungkin menjadi faktor mengapa turn over karyawan di KAP sangat cepat alias bikin gak betah.

Oia, karena lembur hingga larut ini, di beberapa KAP akan memberikan voucher taksi atau melakukan reimburse terhadap biaya taksi yang digunakan auditornya untuk pulang lembur diatas jam 8 atau 9 malam. Hal ini dikarenakan sulitnya mendapat transportasi lewat dari jam tersebut. Selain itu juga jam malam sangat rawan tindak kejahatan, maka perusahaan mengakomodasi karyawannya untuk menggunakan taksi.
Jika saat high season auditor sedang super duper sibuknya, berbeda saat low season.  Pekerjaan audit lebih ‘santai’ karena perikatan audit saat low season tidak sebanyak saat high season. Dan tentu saja, pendapatan juga menyesuaikan yaa.. hehe jadi ya hemat-hemat pengeluaran.

Dan uppss.. benar ga sih auditor itu dimusuhin banyak orang? Hehe.. emangnya kita kriminal, atau situ yang kriminal sampe musuh-musuhan segala sama auditor?

Tugasnya yang mencari informasi sedalam-dalamnya, alias ngepoin bisnis klien, bisa jadi auditor dianggap membuka luka lama (kalau memang ada yang terluka loh ya). Kalau tidak ada luka, alias penyimpangan atas keuangan perusahaan yang disengaja, sebenarnya ga ada yang mesti ditakuti dari seorang auditor. Pencarian informasi dalam-dalam ini dimaksudkan agar apa yang menjadi laporan audit mengungkapkan yang opininya dapat dipertanggungjawabkan. Mungkin ketidaksukaan ini diakibatkan karena audit data request yang harus disediakan klien yang berjumlah banyak sehingga menambah pekerjaan dari yang biasanya mereka lakukan. Sehingga seringkali data yang kita minta klien untuk disediakan, tidak langsung disediakan, atau disediakan sebagian-sebagian. Hal semacam ini memang sangat melatih kesabaran, dan yang seringkali membuat auditor harus bersikap kritis atas alasan-alasan penundaan penyediaan data. Bagaimanapun, data pending akan mempengaruhi efektivitas kerja nantinya.

Seringkali auditor terkesan sebagai orang yang curigaan, karena sikapnya yang dituntut gak langsung percaya atas informasi yang diberikan klien. Mungkin ini yang jadi sentimen negatif. Hehe.. Laporan keuangan per book, atau laporan keuangan yang disajikan oleh klien kadangkala belum mencerminkan yang sebenarnya, maka diperlukan pihak ketiga dalam hal ini adalah auditor guna memeriksanya. Alih-alih memeriksa, karena ketidakrapihan pencatatan itu tim audit harus merapikan ketersajian laporan keuangan terlebih dahulu. Saya pernah dengar guyonan teman, “udah kasih aja ke auditor, nanti juga dibenerin laporannya sama mereka”. Jadi karena itu auditor perlu memperbaiki penyajiannya terlebih dahulu baru kemudian merekomendasikan jurnal penyesuaian atau koreksi. Untuk itu, penting bagi auditor bersikap skeptic atas informasi yang didapatkan. Jadi, dari pihak auditor maupun klien harus saling pengertian demi kelancaran proses audit, kerjasama  dan hubungan yang baik harus diupayakan oleh keduanya. Auditor harus memintanya hal-hal yang dibutuhkan selama audit dengan baik dan santun, pun dari klien harus responsif dan kooperatif. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting dalam menjaga hubungan baik dengan klien tanpa harus mengenyampingkan nilai-nilai professional dari masing-masing profesi.

Sejauh ini sih hubungan saya dengan klien baik-baik saja, kalaupun ada hal-hal yang bikin bete, baik dari klien ataupun rekan sesame tim, ya mungkin dia sedang lelah.. haha, ga usah dibesar-besarkan apalagi diperpanjang, harus cepat-cepat cari cara alternatif untuk mendapatkan apa yang memang audit butuhkan. Hal-hal semacam ini bisa jadi bumbu peretak atau justru penguat dalam tim. Enaknya kalo tim audit solid, akan ada saling support dalam menyelesaikan tugas auditnya, saling bantu follow-up data request; kali aja kalo diminta sama yang ini dia mau, atau ngasih solusi ketika ‘dilempar’ sana-sini, saling menghibur, atau sekedar mengingatkan akan kesabaran. Hehe..

Di Public Accountant Firm, ada jenjang karir hingga seseorang berhak mengeluarkan opini audit dan menandatangani laporan auditnya ya. Jadi ga ujug-ujug kerja sebagai auditor langsung disuruh nyelesain laporan audit hingga penandatangannya. Berikut adalah jenjang karir dari salah satu Kantor akuntan Publik.



Sumber: www.slideshares.net

Performance Appraisal dilakukan perusahaan untuk menentukan dapat tidaknya promosi jabatan (promote) ke jenjang selanjutnya. Jika awal mula masuk KAP sebagai fresh graduate, umumnya KAP akan menerapkan masa probation (percobaan), ada yang selama 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, tergantung kebijakan perusahaan. Kemudian penilaian atas kinerja selama masa probation itu akan menentukan layak atau tidaknya ditetapkan menjadi permanent employee.
Untuk jenjang awal, seperti junior auditor, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan umumnya adalah pekerjaan clerical,  seperti review dokumen, vouching, bahkan seperti fotokopi, scan, bikin surat konfirmasi, follow-up data, mempersiapkan audit working paper untuk akun-akun yang membutuhkan prosedur audit yang sederhana, dll. Walau terkesan sederhana, kita perlu memahami pekerjaan dasar untuk menjadi atasan yang baik kan? Pekerjaan tersebut diinstruksikan oleh seseorang yang menjadi person in-charge (PIC) kita dalam sebuah tim, untuk selanjutnya direview oleh PIC atau bisa jadi oleh manajer. PIC sendiri biasanya telah berada setidaknya pada level Senior Audit.

In order to work effectively, kita harus benar-benar mampu mengatur waktu dalam bekerja. Jika telah selesai mengerjakan suatu tugas, kita harus memberitahukan dan berinisiatif untuk menanyakan prosedur atau pun tugas selanjutnya. Jika tidak, senior auditor, supervisor atau PIC dalam sebuah tim tidak akan mengetahui, apakah prosedur yang mereka minta telah dilaksanakan, apakah sudah mengetahui prosedur selanjutnya dan melaksanakannya, apakah ada kendala. Mereka akan menilai berdasarkan apa yang mereka ketahui saja bagaimana kinerja tiap anggota timnya selama ini. Jika kita menunda melaporkan pekerjaan telah selesai, bisa jadi malah kita dianggap terlalu lama menyelesaikan suatu pekerjaan.

Jika kalian punya passion akuntasi atau audit, ingin mengembangkan kemampuan praktik akuntansi atau memperdalam ilmu akuntansi, KAP adalah tempat kerja yang cocok. Penerimaan calon  karyawan KAP kebanyakan disediakan bagi fresh graduate bidang akuntansi. Jenjang pertama di KAP adalah sebagai Junior Auditor, training akan tetap diberikan namun cepat dan terbatas, lebih banyak learning by doing, apalagi kalau masuknya pas high season bisa jadi langsung disuruh ke klien, gak pake training dulu. Kenapa? karena masuk KAP sendiri memang dituntut untuk memahami akuntasi dan audit, disamping itu tiap klien memiliki karakter bisnis yang berbeda sehingga penanganan pekerjaan akan sangat dinamis. Selain itu, bertemu dengan berbagai orang, bekerja dalam berbagai tim, menangani berbagai jenis perusahaan, akan sangat membuka wawasan dan melatih hubungan interpersonal kita.


1 komentar: