Kampung Inggris, Tempat Asik Belajar Bahasa Inggris
Salam kawan, lama nian tak jumpo.. hehe
Banyak beberapa hal baru yang
saya alami dalam 3 bulan terakhir.. Mulai dari move on ke tempat kerja baru—yang
berarti meninggalkan tempat yang dulu—sampai dengan merasakan kembali atmosfer
belajar di kelas. Nah, pada postingan kali ini saya mau berbagi cerita selama sebulan
saya belajar kembali. Belajar apa itu? Mungkin beberapa teman-teman yang
terhubung dengan akun social media
saya udah pada tau ya. Yap jadi jawabannya, belajar bahasa Inggris.
Did you know about Pare? Bukan pare makanan yang rasanya pahit itu
ya. Hihi.. Pare adalah salah satu kecamatan yang berlokasi di Kediri Jawa Timur,
yang banyak orang mengenalnya sebagai Kampung Inggris. DIikenal sebagai Kampung
Inggris tidak lain karena di Pare terdapat banyak sekali lembaga yang
menyediakan kursus Bahasa Inggris.
Atmosfer Pare yang kental dengan
orang-orang yang ingin belajar bahasa Inggris akan mempermudah para pembelajar
untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Bayangkan, kemana saja kalian
pergi, kalian akan bertemu dengan banyaknya tempat kursus, dengan orang-orang
yang membahas tugas-tugas kelas bahasa inggris masing-masing, bertemu dengan
toko-toko buku yang menyediakan berbagai buku penunjang kemampuan bahasa
Inggris. Jadi asal ada kemauan, ada banyak hal di Pare yang dapat membantu
mengingatkan dan membantu kita untuk lebih giat belajar Bahasa Inggris.
Seperti yang telah saya sebutkan
sebelumya, ada banyak lembaga kursus Bahasa Inggris yang menawarkan berbagai
model program pembelajaran. Hal pertama
yang saya lakukan sebelum memutuskan untuk berangkat kesana adalah menentukan
kemampuan Bahasa Inggris apa yang ingin saya pelajari alias program apa yang
ingin saya ambil. Mengingat pentingnya sertifikasi kemampuan bahasa Inggris
sebagai syarat awal dalam pendaftaran kerja, melanjutkan studi ataupun
beasiswa, saya memutuskan untuk mengambil program IELTS. IELTS, kepanjangan dari International English Language Test merupakan Sistem Tes Bahasa Inggris Internasional yang paling populer di dunia diterima untuk tujuan bekerja, belajar dan migrasi.
Setelah sempat populer, TOEFL
kini semakin jarang digunakan sebagai syarat dalam pengajuan beasiswa ke luar
negeri. Mengingat adanya perbedaan antara Bahasa Inggris American dan British,
perbedaan sertifikasi dianggap perlu agar kemampuan penilaian sesuai dengan
kemampuan yang dibutuhkan di negara yang bersangkutan. Sebagian besar Negara-negara yang tergabung dalam negara persemakmuran Inggris mensyaratkan IELTS sebagai syarat sertifikasi yang digunakan untuk pengajuan melanjutkan studi. Nah, banyak bukan? Selain itu, berbagai organisasi mengakui IELTS sebagai sebagai indikator yang terpercaya dan valid, karena ada empat keterampilan yang diujikan yaitu, kemampuan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
Setelah menentukan program pembelajaran, selanjutnya adalah menentukan
di lembaga apa saya akan mengambil program tersebut. Untuk itu saya mulai mengumpulkan
informasi dari berbagai review tentang kursus Bahasa Inggris di Pare.
Informasi dapat dikumpulkan melalui berbagai hal seperti, cerita teman-teman
yang sudah pergi kesana, dari artikel review di blog, dari website kampung
inggris sendiri, atau dari akun social
media dari tempat kursus yang bersangkutan.
Berdasarkan informasi yang
terkumpul, rari sekian banyak tempat ada beberapa lembaga kursus Bahasa Inggris
yang menjadi destinasi terkemuka dari para pembelajar. Lembaga kursus tersebut
diantaranya, Global English, Elfast, TEST-English School. Biasanya setiap
kursus memiliki determinasi sendiri dalam menarget pangsa pasar (haha..
bahasanya anak ekonomi banget yaa)
Mengingat ini adalah kali pertama
saya mengambil program bahasa Inggris di Pare, saya memutuskan untuk mengambil
program kelas sekaligus Camp. Kelebihan program kelas sekaligus camp,
sesampainya disana saya tidak perlu bingung mencari tempat tinggal selama
program berlangsung. Selain itu, camp yang disediakan tidak akan terlalu jauh
dengan lembaga kursusnya. Kalau kekurangannya ya saya tidak bisa pilah-pilih
tempat yang bakal menjadi tempat tinggal sementara saya disana.
Setelah mengumpulkan beberapa
informasi, lembaga kursus yang menyediakan program kelas IELTS dan camp baru
ada di dua lembaga, yaitu Elfast dan TEST English School. Untuk di TEST sendiri
mensyaratkan kemampuan intermediate-advance
untuk dapat bergabung, atau setidaknya pernah mengikuti Preparation Class sebelum mengambil Program IELTS. Karena waktu
belajar saya disana terbatas, dan saya sendiri masih baru mengenal IELTS saya
putuskan untuk mengambil program IELTS+Camp di Elfast.
di depan Camp, bersama Afrida (teman bertahan sampai hari terakhir)
plus Hean dan Meldi room mate
Di Elfast, Bangunan Camp untuk
Putera berada satu lokasi dengan Gedung untuk Belajar, untuk Putri sendiri ada
di tempat tiga berbeda yang berjarak sekitar 20-100 meter dari Elfast, cukup
dekat bukan?
Saya dengan seluruh peserta putri
program IELTS camp tinggal di satu Camp yang sama, yaitu di Orchid. Satu kamar
diperuntukkan untuk 2 sampai 3 orang. Saya sendiri bersama dengan dua orang
teman, yang ternyata mereka berdua bersaudara, yaitu Hean dan Meldi. Yang satu
suka anime, yang satu Bollywood, saya sendiri suka juga sih sama keduanya,
haha.. tapi untuk film-film tertentu saja, ga terlalu ngikutin. Ohya, Mungkin dikarenakan
masih tingginya animo masyrakat terhadap TOEFL, serta program IELTS+Camp yang
masih baru, kelas kami hanya beranggotakan 13 orang. Meski demikian, kami justru
merasa lebih lebih mudah fokus selama belajar juga lebih mudah mengenal satu
sama lainnya.
Balik lagi, untuk kenyamanan dan
fasilitas di Camp, saya rasa Elfast memang juaranya ditambah dengan harga yang
relatif terjangkau. Di Camp ada wifi, tempat menjemur, ruang belajar camp. TV,
kamar mandi, tempat mencuci, setrika, ember, dapur—sayangnya tanpa kompor dan
kulkas. Tapi ga usah khawatir meski tanpa kompor dan kulkas, karena di sekitar
camp banyak warung makan dan warung kelontong yang harganya bervariasi, mulai
dari yang paling murah sampai dengan selangit. Haha.. tergantung selera dan
kondisi kantong. Untuk ATM sendiri, Mandir adalah yang paling dekat, jaraknya
sekitar 300 meter. Selain itu saya sarankan untuk menempuhnya dengan sepeda,
kecuali kalo lagi jalan-jalan santai.
Ohya, meski tempat camp dan
tempat kursus berdekatan, saya rasa masih perlu menyewa sepeda untuk mobilitas
manatau kita butuh suasana makan baru, ngerasain berbagai macam tempat hang
out, jalan ke alun-alun, atau bisa jadi mesti
segera narik uang di ATM karena udah kelaparan dan ga punya duit, haha bisa
juga hunting buku, jajanan dan oleh-oleh atau sekedar sepedahan sore-sore.
Kapan lagi anak Jakarta ngerasain nikmatnya sepedahan pagi-pagi dan sore-sore?
Ya kan..
Oke, saatnya lanjut membahas
program IELTS Camp di Elfast. Jadwal Awal program ini dimulai sejak jam 5 pagi
sampai jam 4 sore. Namun seiring dengan kesibukan tutor-tutor, mengharuskan
kami berpindah jadwal belajar. Namun pada intinya ada 5 kelas yang setiap
harinya, yaitu kelas IELTS vocabulary, kelas reading IELTS, kelas Listening IELTS,
kelas Speaking IELTS dan kelas Writting IELTS. Setiap kelas berdurasi 1,5 jam,
kecuali kelas vocabulary yang hanya berdurasi 1 jam.
Sebelum mengikuti program IELTS
sebaiknya kita mulai mempelajari bagaimana tes IELTS itu sendiri. Karena peruntukannya
yang sama, mungkin tak banyak yang mengira bahwa pengerjaan TOEFL dengan IELTS sangat
berbeda. Untuk TOEFL, keseluruhan soal adalah bentuk pilihan ganda, sementara
IELTS kita harus mengisi sendiri kata(-kata) yang tepat sebagai jawaban soal.
Selain itu, pada IELTS, terdapat
penilaian Speaking dan Writting yang tidak ada di TOEFL. Speaking sendiri
terdapat tiga part, dari mulai menjawab pertanyaan sampai dengan menceritakan
mengenai suatu hal. Ketiganya akan dinilai oleh assessor yang notabene seorang
native English alias bule. Hehe.. Jiaah kebayang kan. Umumnya pada speaking, awalnya
kita hanya menyadari bahwa kita mengalami kesulitan pada masalah grammar. Lebih
dari itu, karena kemudian kia menyadari bahwa
tidak mudah mengingat dan mendapatkan vocabulary yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin
kita sampaikan, atau sekedar ketepatan pronounciation.
Untuk section writting, terdapat
dua task yang harus kita selesaikan selama 45 menit. Task pertama diperuntukkan dalam menilai kemampuan kita menjelaskan informasi yang tertera pada diagram.
Sementara task kedua diperuntukkan untuk menguji kemampuan kita dalam
menuliskan opini. Dengan berbagai bentuk penilaian dalam IELTS, saya rasa
bentuk tes ini lebih mencerminkan kemampuan berbahasa inggris seseorang.
Selama masa program, siswa akan
diberikan materi setiap harinya dan teknik-teknik pengerjaannya. Pada dua
minggu pertama, seringkali kelas diisi dengan pemaparan materi oleh tutor.
Kemudia pada dua minggu berikutnya, siswa akan lebih banyak berlatih dalam
mengerjakan soal-soal IELTS. Untuk mengetahui pencapaian kemampuan bahasa
Inggris, setiap sabtu diadakan scoring IELTS.
Untuk kalian yang baru mengenal
IELTS, saya merekomendasikan tempat ini. Di Elfast, kalian akan mendapatkan beberapa
hal dasar dalam pengerjaan IELTS. Jadi, meski IELTS memiliki teknik pengerjaan
tersendiri—yang saya rasa lebih sulit—jika dibandingkan dengan TOEFL, kalian
tidak perlu khawatir untuk mulai mempelajarinya. Namun jika kalian merasa sudah
berada di kemampuan intermediate-advance dalam berbahasa Inggris, ada beberapa
lembaga kursus yang menargetkan signifikansi peningkatan nilai IELTS bagi yang telah
mahir.
Last Squad
Terlepas dari itu semua, kemauan
untuk terus belajar tetap menjadi faktor terpenting dalam meningkatkan
kemampuan kita dalam berbahasa Inggris. Semangat!
Saya cukupkan ya ceritanya sampai
disini, semoga bermanfaat :)
Sampai ketemu lagi di tulisan
saya berikutnya. Salam~
Note: mau tau tempat-tempat seru yang dapat kita kunjungi selama saya belajar di Pare?
Stay tune..
0 komentar: